Mewarnai perayaan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini, ternyata terdapat fakta-fakta terkait kemajuan bisnis online di Indonesia yang bisa bikin semangat pebisnis menyala. Pertumbuhan perdagangan online di Indonesia naik sangat pesat, bahkan diklaim menjadi yang tertinggi di dunia. Hal ini disampaikan oleh Septriana Tangkary Direktur Pemberdayaan Informatika, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) belum lama ini.
Septiana menyebutkan, pertumbuhan nilai perdagangan elektronik (e-commerce) di Indonesia mencapai 78%, tertinggi di dunia. Jumlah tersebut bahkan masih terpaut cukup jauh dari peringkat kedua, yaitu Meksiko dengan pertumbuhan mencapai 59%. Hal ini menjadi peluang yang sangat besar bagi para pelaku usaha, khususnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Tren Pertumbuhan Nilai Transaksi yang Positif
Bank Indonesia mencatat bahwa transaksi dagang elektronik atau e-commerce di Indonesia pada 2021 mencapai Rp401 triliun. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dikutip dari Bisnis.com menyampaikan bahwa sepanjang 2021, transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang sangat signifikan seiring dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja online.
Pertumbuhan diproyeksi masih memiliki ruang yang cukup lebar. Pada tahun ini, Bank Indonesia memperkirakan transaksi e-commerce akan mencatatkan nilai hingga Rp526 triliun, atau naik lebih dari 31%.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira seperti dikutip pada Kontan. Dirinya menyebutkan bahwa potensi pertumbuhan perdagangan online pada 2022 berkisar di angka Rp 490 triliun hingga Rp500 triliun. Jumlah tersebut masih tergolong tinggi, meskipun lebih rendah dibandingkan proyeksi Bank Indonesia.
Menurut Bima, ada beberapa variabel yang memengaruhi minat belanja online. Salah satunya adalah kejenuhan masyarakat dalam berbelanja online, akibat restriksi sosial selama pandemi berupa PSBB (pembatasan sosial berskala besar) dan PPKM (pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat). Hal ini akan meningkatkan preferensi belanja masyarakat ke pusat perbelanjaan sebagai bagian dari rekreasi. Meskipun demikian, laju pertumbuhan perdagangan online masih dalam tren yang positif.
Baca juga: Cara Kelola Uang Usaha dan Aset Bisnis UMKM
Titik Awal Bisnis Online di Indonesia
Sejarah perkembangan bisnis online di Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan perkembangan internet di negara ini. Internet mulai masuk ke Indonesia pada 1990-an. Tetapi baru mulai banyak digunakan masyarakat secara bebas pada 2000-an.
Pada tahun tersebut juga mulai muncul toko-toko online, dengan menjual beberapa macam barang seperti ebook, obat kuat, dan jamu. Perkembangan pada masa ini membuat banyak orang mulai menyadari bahwa mereka bisa menghasilkan uang dari berdagang online melalui internet,
Kendati demikian perkembangan tersebut tidak berlangsung mulus. Masih banyak orang yang skeptis terhadap transaksi online. Hal ini disebabkan karena banyak kasus penipuan yang terjadi yang membuat konsumen merugi. Terlebih lagi, sistem pembayaran pada saat itu belum seaman sekarang.
Sistem transaksi online mengalami kemajuan yang cukup signifikan pada 2005. Bisnis online mulai menunjukkan geliatnya, dengan munculnya banyak marketplace dan online shop yang menawarkan sistem yang lebih aman dan mudah untuk digunakan. Sementara pertumbuhan media sosial pada masa tersebut juga ikut membantu perkembangan bisnis online. Salah satunya melalui iklan-iklan promosi yang disediakan oleh media sosial, seperti pada instagram dan facebook. Sejak saat itu, pertumbuhan bisnis online di indonesia semakin masif dan beragam.
Sementara itu, masa pandemi bahkan tidak menjadi hambatan bagi pertumbuhan perdagangan online atau ecommerce. Terbukti, selama 2020-2021, laju pertumbuhan masih cukup tinggi. Salah satu faktor pendukungnya adalah digitalisasi sistem pembayaran yang mendorong pesatnya transaksi ekonomi digital melalui e-commerce di tengah pandemi Covid-19.
Baca juga: Mau Bisnismu Sukses dan Jadi Brand Ternama? Ikuti 8 Langkah Ini
Pengguna Ecommerce Terbesar di Dunia
Selain memiliki pertumbuhan nilai transaksi tertinggi di dunia, Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah pengguna e-commerce terbesar di dunia. Berdasarkan hasil survey We Are Social pada April 2021, menunjukkan bahwa sebanyak 88,1% pengguna internet di Indonesia memakai layanan e-commerce untuk membeli produk tertentu dalam beberapa bulan terakhir. Persentase tersebut merupakan yang tertinggi di dunia.
Inggris menempati posisi kedua dengan 86,9% pengguna internet yang memakai e-commerce. Kemudian, Filipina juga menempati posisi ketiga dengan proporsi sebesar 86,2%.
10 Negara dengan Persentase Penggunaan E-Commerce Tertinggi di Dunia (April 2021)
Indonesia | 88.1 |
Inggris | 86.9 |
Filipina | 86.2 |
Thailand | 85.8 |
Malaysia | 85.7 |
Jerman | 84.9 |
Irlandia | 84.9 |
Korea Selatan | 84.1 |
Italia | 82.9 |
Polandia | 82.9 |
Sumber: Databoks
Peluang yang Masih Sangat Besar
Meskipun terus tumbuh bertahun-tahun, peluang untuk membuka bisnis online masih terbuka cukup lebar. Hal ini didukung oleh sejumlah data dari Badan Pusat Statistik (BPS) berikut ini:
- Survei E-Commerce BPS pada 2021 menunjukkan bahwa dari total usaha E-Commerce di Indonesia (2.361.423 usaha) sebanyak 75,15% e-commerce (1.774.589 usaha) penyebarannya masih terpusat di Pulau Jawa. Hal ini terjadi karena terkait lokasi yang dekat dengan pusat perekonomian dan ketersediaan fasilitas pendukung usaha seperti akses internet yang memadai.
- Mayoritas pemilik usaha bisnis online atau e-commerce didominasi oleh generasi milenial. Generasi milenial adalah generasi yang lahir pada tahun 1980-1995 yang merupakan masa di mana teknologi berkembang cukup pesat. Mayoritas umur pemilik usaha berada dalam rentang 35 – 44 tahun (33,07%) dan 25-34 tahun (24,79%).
- Mayoritas pemilik bisnis online memiliki pengalaman usaha kurang dari lima tahun. Tercatat 50,87% usaha baru mulai beroperasi pada rentang tahun 2017 – 2020. Sebanyak 30,57% usaha sudah memulai usahanya pada rentang tahun 2010 – 2016, dan hanya 18,56% usaha yang sudah beroperasi lebih dari sepuluh tahun.
Baca juga: A to Z Business Plan yang Perlu Dipahami Pebisnis Masa Kini
- Fakta menarik lainnya adalah, jika dibandingkan antara tahun mulai beroperasi dengan tahun mulai sebanyak 50,71% usaha langsung melakukan kegiatan e-commerce saat baru mulai beroperasi. Sebanyak 15,98% usaha baru memulai kegiatan E-Commerce 1-2 tahun setelah beroperasi, sejumlah 11,27% usaha baru memulai kegiatan E-Commerce setelah beroperasi 3-5 tahun, dan 22,04% usaha baru mulai kegiatan E-Commerce lebih dari 5 tahun setelah membuka kegiatan operasional usaha.
- Sebagian besar usaha E-Commerce merupakan usaha berpendapatan kurang dari Rp300juta per tahun, dengan jumlah proporsi usaha sebanyak 83,87% dari keseluruhan usaha E-Commerce. Sebanyak 24,4% usaha mengalami peningkatan pendapatan online daripada tahun sebelumnya.
- Selama tahun 2020, model penjualan dalam E-Commerce didominasi oleh penjual (seller) yaitu sebesar 79,91%, kemudian diikuti oleh penjual kembali (reseller) sebanyak 13,09% dan terkecil adalah perantara penjual dan pembeli (dropshipper) sejumlah 7,00%.
- Kelompok makanan, minuman, dan bahan makanan merupakan jenis barang/jasa yang paling banyak terjual melalui internet pada tahun 2020, mencapai 40,86% dari total barang dan jasa yang bisnis jual. Di urutan berikutnya adalah fashion (20,71%) dan kebutuhan rumah tangga (10,30%),
Fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa potensi untuk membuka bisnis online masih terbuka sangat lebar dengan peta persaingan yang juga masih cukup terbuka. Lalu kamu tunggu apalagi?