Jurnal umum perusahaan dagang kerap digunakan untuk bisnis yang baru saja berjalan, dengan asumsi aktivitas transaksinya masih belum terlalu banyak. Daripada repot-repot mengelompokkan transaksi ke jurnal khusus, akan lebih baik kalau mencatatnya jadi satu di jurnal umum. Lagi pula, transaksi berulang seperti penjualan, pembelian, penerimaan, dan pengeluaran kas belum terlalu banyak. Alasannya cukup logis, ya. Apalagi, jika kamu juga masih belajar memahami akuntansi dalam bisnismu. Tampaknya, membuat jurnal umum saja rasanya sudah cukup membantu.
Dengan website toko online yang lengkap dan praktis, tidak ada lagi penghalang untuk optimalkan peluang pertumbuhan bisnismu.
Kendati demikian, bukan berarti kamu bisa belajar sambil lalu, atau bahkan menyepelekannya. Sifat jurnal khusus memang opsional, tapi lebih baik membuatnya saat bisnis kamu makin besar. Sementara itu, jurnal umum sebaliknya. Keberadaannya wajib ada, tak peduli seperti apa bentuk dan jenis bisnismu. Apalagi, jurnal umum perusahaan dagang ini sedikit berbeda dengan jurnal umum perusahaan jasa dari sisi metode pencatatannya. Oleh karena itu, kamu harus memahami dengan baik. Jangan sampai melewatkannya.
Apa itu Jurnal Umum Perusahaan Dagang?
Jurnal umum perusahaan dagang adalah catatan semua transaksi keuangan sebuah bisnis. Jadi, setiap ada transaksi keuangan yang masuk, kamu langsung mencatatnya ke dalam jurnal bernama jurnal umum. Kamu boleh bilang, jurnal umum ibarat buku harian yang di dalamnya mencatat apa pun yang kamu lakukan. Hanya konteksnya saja yang berbeda. Kalau jurnal umum, tentu mencatat hal-hal yang berhubungan dengan uang.
Metode Pencatatan Persediaan
Semisal jual beli atau dagang menjadi kegiatan utama bisnismu, tentu akan bersinggungan dengan yang namanya persediaan. Nah, metode pencatatan akun persediaan dalam jurnal umum perusahaan dagang ini ada dua. Kamu bisa memilih salah satunya. Apa saja?
-
Periodik
-
- Kamu mencatat, bahwa keluar masuknya persediaan barang adalah pembelian dan penjualan.
- Pada akhir periode, kamu mesti melakukan stock opname atau pengecekan fisik.
-
Perpetual
-
- Mencatat, bahwa keluar masuknya persediaan barang adalah akun persediaan barang.
- Dengan ini kamu bisa langsung tahu berapa jumlah persediaan periode tersebut. Kendati kamu melakukan stock opname pada akhir waktu, sifatnya hanya make sure catatan atas jumlah persediaanmu sama dengan yang ada di gudang.
Untuk lebih jelasnya, kamu bisa membaca tahapan membuat jurnal umum perusahaan di bawah ini.
5 Tahapan Membuat Jurnal Umum Perusahaan Dagang
Untuk membuat jurnal umum perusahaan dagang tidaklah sulit, kamu bisa melalui beberapa tahap berikut ini.
-
Mengumpulkan bukti transaksi
Ini adalah langkah pertama yang harus kamu lakukan. Tentu saja, semua transaksi keuangan baru mesti ada buktinya. Tanpa itu, transaksi keuangan yang kamu lakukan akan dianggap fiktif. Adapun beberapa contoh bukti transaksi sebagaimana maksud di atas, yakni faktur, nota, kuitansi, bukti memorial, bukti kas masuk, bukti kas keluar, cek, voucher, rekening koran, bilyet giro, dan lain-lain.
-
Memilih metode pencatatan yang akan kamu gunakan untuk persediaan
Sebagaimana pembahasan di atas, kamu bisa memilih metode pencatatan persediaan, entah itu perpetual atau periodik.
-
Memahami penempatan akun normal apakah di debit atau kredit
Saat kamu membuat jurnal, asumsinya yaitu kamu sudah paham menempatkan akun-akun tersebut ketika terjadi transaksi. Misalnya, kamu menjual barang sejumlah Rp1 juta. Mengambil contoh transaksi sederhana tersebut, apa saja akun yang terlibat, di mana kamu meletakkannya? Sebaiknya, kamu sudah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Dalam konteks contoh tersebut, akun yang terlibat adalah kas bertambah di sisi debit dan pendapatan penjualan bertambah di sisi kredit. Pendek kata, tidak semua akun yang bertambah harus diletakkan di debit dan yang berkurang harus diletakkan di kredit. Bukan begitu?
Kamu harus paham dengan posisi normal akun-akun yang ada dalam akuntansi. Sebagai pedoman sederhana, akuntansi menerapkan prinsip keseimbangan. Artinya, sisi debit harus sama dengan sisi kredit.
Kamu harus tahu persamaan dasar akuntansi berikut ini:
Harta = Utang + Modal
Kamu jangan menganggap enteng. Dari pengetahuan sederhana tentang persamaan dasar akuntansi di ataslah, kamu akan paham posisi normal akun-akun yang termasuk harta, utang, dan modal.
-
- Akun-akun yang masuk dalam kategori harta atau aset atau aktiva. Apabila bertambah berada di sisi debit, sedangkan jika berkurang berada di sisi kredit.
- Akun-akun yang masuk kategori utang atau kewajiban. Seumpama bertambah berada di sisi kredit, sedangkan kalau berkurang berada di sisi debit.
- Berikutnya, akun-akun yang masuk kategori modal atau ekuitas. Jika bertambah berada di sisi kredit, sedangkan kalau berkurang berada di sisi debit.
Dalam contoh di atas, kas bertambah di sisi debit dan pendapatan penjualan—yang notabene menjadi bagian dari penghitungan modal—bertambah di sisi kredit.
Bagaimana? Pahami itu dulu sebelum lanjut ke jenjang yang lebih serius, ya.
-
Mencatat transaksi dalam jurnal
Kamu bisa langsung mencatat transaksi keuangan bisnismu ke dalam jurnal umum, manakala sudah ready. Jangan sampai menundanya, karena bisa-bisa kamu lupa.
Contoh jurnal umum adalah sebagai berikut :
PT. ABCDEFGHIJ Jurnal Umum Periode Maret 2022 |
||||
Tanggal | Keterangan | Referensi | D | K |
1 Maret | Beban sewa | Rp1.000,00 | ||
Kas | Rp1.000,00 | |||
25 Maret | Beban gaji | Rp5.000,00 | ||
Kas | Rp5.000,00 |
-
Khusus untuk Persediaan
Khusus untuk persediaan barang, kamu bisa memilih mencatatnya dengan metode perpetual atau periodik. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa langsung melihat contohnya sebagai berikut:
Sistem PERIODIK:
-
- Jurnal untuk pembelian tunai
Pembelian (D) xxx
Kas (K) xxx
-
- Jurnal untuk pembelian kredit
Pembelian (D) xxx
Utang Dagang (K) xxx
-
- Jurnal untuk penjualan tunai
Kas (D) xxx
Penjualan (K) xxx
-
- Jurnal untuk penjualan kredit
Piutang Dagang (D) xxx
Penjualan (K) xxx
Sistem PERPETUAL:
-
- Jurnal untuk pembelian tunai
Persediaan Barang Dagang (D) xxx
Kas (K) xxx
-
- Jurnal untuk pembelian kredit
Persediaan Barang Dagang (D) xxx
Utang Dagang (K) xxx
-
- Jurnal untuk penjualan tunai
Kas (D) xxx
Penjualan (K) xxx
HPP (D) xxx
Persediaan Barang Dagang (K) xxx
-
- Jurnal untuk penjualan kredit
Piutang Dagang (D) xxx
Penjualan (K) xxx
HPP (D) xxx
Persediaan Barang Dagang (K) xxx
Bagaimana? Kamu bisa melihat perbedaannya, kan, antara metode perpetual dan periodik?
Kamu tak bisa menganggap enteng keberadaan jurnal umum. Mungkin, kamu masih bisa mengabaikan jurnal khusus, bilamana berlandaskan asumsi bisnismu masih berskala sangat kecil. Namun, untuk jurnal umum, kamu tak boleh mengabaikannya. Keberadaannya wajib, mengingat dari sanalah kamu mencatat semua jejak transaksi keuangan bisnismu. Tanpa itu, kamu tidak bisa mengetahui lalu lintas keuangan bisnis. Bisa-bisa, keputusan yang kamu ambil salah.
Dengan website toko online yang lengkap dan praktis, tidak ada lagi penghalang untuk optimalkan peluang pertumbuhan bisnismu.
Untuk membuat jurnal umum tidaklah sulit, bahkan sangat sederhana sebagaimana yang tertera di artikel ini. Hal yang sedikit berbeda memang saat mencatat persediaan barang dagang, kamu harus memilih salah satu di antara dua metode yang ada, yakni Periodik atau Perpetual.
Sudah rapikah keuanganmu dengan membuat jurnal umum sejak awal bisnismu berdiri? Selamat mencoba, ya!
Baca juga artikel terkait lainnya :