fbpx
Dengan bangga kami umumkan TOKKO kini jadi LummoSHOP

Manfaatkan Libur Kuliah! Ini 5 Inspirasi Mahasiswa yang Sukses Jadi Entrepreneur

libur kuliah

Sebagai mahasiswa, liburan panjang mungkin adalah waktu yang paling kamu tunggu. Kamu bisa bersantai dan healing dari sejumlah tugas kuliah. Namun, ada baiknya waktu libur kuliah kamu gunakan untuk hal positif dan menghasilkan cuan. Kamu bisa menggunakan libur kuliah untuk mencari uang dan memulai bisnis secara kecil-kecil.

Sejumlah entrepreneur sukses rupanya sudah memulai bisnis mereka sejak masih di bangku kuliah, lho. Ini dia, 5 nama entrepreneur sukses yang bisa kamu jadikan inspirasi untuk berbisnis di kala libur kuliah.

  1. Elwin Halawan

Memulai usaha bisnis bisa dilakukan di dekat rumah. Kamu bisa memanfaatkan ruangan yang ada sebagai tempat berbisnis. Salah satu contohnya adalah membuka bengkel kecil seperti yang dilakukan oleh Edwin Halawan. 

Elwin memulai bisnis Zona Ban yang sekarang beromset 180 juta per bulan lewat sebuah bengkel kecil. Bisnis ini dimulai tahun 2018 saat Elwin masih jadi mahasiswa tahun pertama di STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen Informatika) Nusa Mandiri. 

Elwin membuka bengkel kecil di dekat rumahnya. Dia menyediakan jasa servis seperti tambal ban dan ganti oli. Melansir dari Republika, Elwin menyatakan kalau modal awal membangun bisnisnya hanya kepercayaan diri dan uang seadanya.

libur kuliah
Foto: Ilustrasi/shutterstock.com

Awalnya dia hanya bekerja sendiri, tetapi di tahun kedua dia menambah dua pegawai. Konsepnya pun ia perluas sebagai konsep bengkel modern yang diberi nama Zona Ban. Elwin tidak hanya menyediakan jasa bengkel tetapi juga penyediaan barang seperti sparepart, ban, oli, accu, dan barang lainnya.

Menurut Elwin sebagai sebagai pekerja bisa bebas secara finansial. Berbeda dengan pegawai yang mendapat bayaran, pengusaha tak terbatas secara finansial. Walau, tentu saja, tantangannya lebih besar.

Saat ini Zona Ban sudah memiliki tiga cabang dengan 10 karyawan, dua admin, dan pelanggan tetap sekitar 5.000 orang. Dalam satu bulan Zona Ban mampu meraih keuntungan sekitar 30-45 juta per bulan.

  1. Carline Darjanto

Bisnis fashion adalah salah satu ide bisnis libur kuliah yang cocok untuk kamu coba. Kamu bisa menyontek kesuksesan Carline Darjanto dan Ria Sawarno yang mendirikan Cotton Ink pada bulan November 2008. Ide bisnis ini berawal dari obrolan santai antara dua sahabat yang sudah berteman sejak SMP.  Tadinya mereka hanya ingin menambah uang saku saat kuliah dengan modal yang tidak banyak.

Dari hasil survei kecil-kecil, peluang terbesar ada pada pakaian kasual dan bukan baju kantoran dan pesta. Mereka mulai mendesain kaos gambar Obama. Pada tahun 2008 nama mantan presiden Amerika Serikat itu sedang naik daun di Indonesia dan momen ini yang mereka manfaatkan.

Kaos Obama dibuat sebanyak dua lusin dengan modal sebesar Rp1 juta yang meminjam dari orang tua masing-masing. Selain kaos bergambar Obama mereka juga menjual kaos bergambar lain. Lahirlah Cotton Ink.

Bisnis Cotton Ink mereka jalankan sambil kuliah. Carline sempat kuliah bisnis di Malaysia dan lanjut mengambil fashion design di Indonesia. Dia juga bekerja di perusahaan garmen milik pamannya. Sedangkan Ria kuliah di Paramadina dan jadi guru les piano.

Mengembangkan Usaha

Setelah laku berjualan kaos tahun 2009, mereka memperluas dengan berjualan syal yang disebut dengan convertible scarf. Syal ini bisa digunakan untuk berbagai gaya dan ternyata menjadi hits.

Awalnya mereka berjualan lewat Blogspot. Pemesanan dilakukan lewat surel yang sudah dibuat dengan format khusus. Ketika berbisnis 14 tahun yang lalu, media sosial belum seramai sekarang. Mereka mengandalkan word of mouth marketing. Barulah setelah ada Instagram, penjualan dan promosi menggunakan media sosial itu.

Target market Cotton Ink adalah perempuan. Mereka menciptakan produk yang nyaman dan bisa membuat perempuan percaya diri. Sejak awal bisnis pembuatan diserahkan pada pihak ketiga. Menurut Carline, model usaha yang punya pabrik sendiri adalah tipe perusahaan lama. Carline dan Ria hanya mendesain produk dan memilih material yang cocok.

Dalam menjalankan bisnis mereka berbagi tugas. Ria mengurusi strategi pemasaran sebagai Brand and Marketing Director. Carline mengurus produksi sebagai Creative Director. Kini Cotton Ink sudah memiliki label turunan yaitu Cotton Ink Mini, Cotton Ink Studio, dan Cotton Ink Archipelago. Mereka sudah memiliki gerai offline di Senayan City, Kota Kasablanka, dan Plaza Senayan.

  1. Yukka Harlanda

Berbisnis sepatu yang dilakukan oleh Yukka Harlanda bisa juga jadi ide bisnis libur kuliah kamu. Berawal dari kebutuhan pribadi, sebuah bisnis pun lahir. Sebagai salah satu pemilik brand sepatu Brodo, Yukka kesulitan mencari sepatu yang sesuai dengan ukuran kakinya yang besar.

Kala itu Yukka masih menjadi mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan di ITB. Dia akhirnya keliling kawasan pengrajin sepatu di Cibaduyut mencari yang bisa membuatkan sepatu kulit sesuai ukurannya. Dia juga yang mendesain sendiri sepatu yang ingin ia pesan. 

Setelah sepatu hasil buatannya jadi Yukka memamerkan pada teman-temannya. Ternyata banyak yang tertarik dengan sepatu rancangan Yukka. Dia memanfaat peluang itu dengan sistem pre order

Yuka mengambil tabungannya sebanyak Rp3,5 juta dan ditambah uang dari sahabatnya, Putera Dwi Kurnia sebanyak Rp3,5 juta. Berdirilah sepatu merek Brodo tahun 2010. Mereka berhasil menjual 40 pasang sepatu. 

Untuk berjualan mereka masuk ke forum Kaskus dan setelah ada Facebook, gunakan untuk berjualan. Pada tahun 2011 mereka sering mengikuti pop-up market dan Brightspot Market yang sedang naik daun. Brodo memanfaatkan momen ini untuk berjualan secara offline

Menurut Yukka awal membuat Brodo hanya sebagai cara menambah uang jajan. Namun, setelah lulus kuliah tahun 2013 mereka menekuni dengan serius bisnis ini. Karena pada saat produk mereka belum dikenal banyak orang, maka Brodo punya strategi sendiri. Mereka menyediakan puluhan customer service untuk menjawab telepon dan membalas WhatsApp. Bagi Yukka good service adalah investasi yang penting dan membuat pelanggan bertahan.

  1. Eugenie Patricia

Libur kuliah bisa kamu manfaatkan untuk mencari racikan resep yang bisa kamu jual. Contoh saja kisah sukses Puyo Pudding.  Berawal dari resep buatan ayahnya, Eugenie Patricia bersama kakaknya, Adrian Agus, memulai bisnis Puyo Pudding pada tahun 2013. Saat itu Eugenie masih berumur 19 tahun dan masih kuliah sebagai mahasiswa jurusan Business di Prasetiya Mulya.

libur kuliah
Foto: Ilustrasi/shutterstock.com

Ayah mereka hobi memasak dan membuat resep puding. Eugenie dan kakaknya melihat ini sebagai ide bisnis. Saat itu belum ada brand puding yang jadi top-of mind orang-orang. Dari situ mereka yakin kalau Puyo Pudding bisa mengisi kekosongan pasar.

Mereka melakukan beberapa eksperimen untuk menyempurnakan resep puding tersebut. Walau sempat gagal di awal eksperimen tetap mereka gigih untuk menemukan resep terbaik.  Awalnya puding hanya menjual pada kerabat dan teman dekat saja. Namun, melihat reaksi positif akhirnya pada bulan Ramadan, Puyo Pudding pun lahir. Pertama kali mereka memasarkan lewat Instagram karena target pasarnya adalah anak muda. Lewat media sosial konsumen pun lebih mudah digaet.

Kini Puyo Puding sudah memiliki 40 cabang di Jabodetabek, Karawang, dan Bandung. Eugenie dan kakak pernah pula meraih gelar ‘30 Under 30‘ versi Forbes Asia.

Dikutip dari ceritaprasmul.com, Eugenie mengatakan bila ingin memulai bisnis, salah satu rahasianya adalah tidak boleh malu.  “Ketika awal aku bikin Puyo, pasti ada yang berkomentar negatif tapi aku pede aja,” ucap Eugenie. 

Selain itu, sebagai pebisnis jangan pernah berhenti belajar. Harus bisa menerima masukkan dari siapa pun. Belajar dari buku, pelajaran di kampus dan dari mana pun.

  1. Yossi Permana Putra

Bagi kamu penggemar leather good tentu kenal dengan nama Vojey, salah satu brand lokal yang sukses memproduksi dompet, tas kulit, dan produk dari bahan kulit lainnya. Ide bisnis Vojey dicetuskan oleh Yossi Permana Putra bersama empat temannya; Stephen Khrisna Lucas, Oktavianus Andika, Ivan Ariwibowo, dan Aradea Respati. Awalnya Vojey adalah tugas akhir perkuliahan mereka di Prasetiya Mulya.

Pada tahun 2010 mereka mulai membuat perencanaan bisnis.  Sejak awal membuat business plan, mereka berniat serius dan bukan iseng semata. Karena itu juga semuanya mereka pikirkan baik-baik. Ide membuat bisnis dengan bahan kulit muncul karena saat itu yang sedang tren adalah denim. Mereka berniat mencari produk yang bisa dipasangkan dengan denim. Pilihan pun jatuh pada produk dengan bahan kulit.

Memulai Vojey

Yossi dan teman-temannya pun mulai berburu pengrajin kulit mulai dari Garut, Bandung, hingga Yogyakarta. Akhirnya mereka menemukan pengrajin di daerah Bantul yang cocok untuk mengerjakan produk mereka. Menurut Yossi, satu hal yang membedakan antara Vojey dengan produk kulit lainnya adalah bahan bakunya. Mereka menggunakan vegetable tanned leather yang mereka datangkan dari Amerika Serikat. Keistimewaan ini yang jadi ciri khas produk mereka. Karena menggunakan kulit khusus ini semakin lama warna kulitnya bisa bisa berubah jadi kecoklatan atau lebih gelap.

‘Vojey’ sendiri berarti perjalanan jauh. Menurut Yossi, nama Vojey ia pakai karena setiap proses pembuatan Vojey membutuhkan proses yang rumit dan waktu lama. Keistimewaan ini yang jadi ciri khas dari produk mereka.

Pada tanggal 11 Februari 201, meluncur produk pertama berupa dompet model adalah dompet model Vessel, Sturn, dan Angker. Awalnya Vojey dipasarkan lewat forum online saja.

Untuk bisnis ini mereka menghabiskan dana investasi sekitar Rp40 juta. Ini termasuk untuk biaya sampling, pengrajin, bahan baku, toko online, dan membuat merek. Mereka menjual produk dengan kisaran harga Rp800 ribu -1,8 juta. Sementara target market Voyej adalah pria golongan kelas menengah atas dengan usia 18 – 30 tahun.

Kini Vojey tidak hanya menjual dompet tapi juga ikat pinggang, tas, aksesori, dan stationery. Selain memasarkan lewat marketplace, Vojey sudah ada di 12 retailer di Indonesia termasuk di The Goods Dept, Common House Kemang, dan beberapa retailer di luar negeri.

 

Itulah nama lima pebisnis muda yang bisa jadi ide bisnis selama libur kuliah. Semoga menginspirasi kamu, ya!

Published by Gustia Martha Putri

Senior Content Writer at LummoSHOP