Margin profit yang meningkat menjadi tujuan utama bagi setiap bisnis. Artikel berikut akan mengupas seputar margin profit dan strategi-strategi untuk meningkatkannya.
Pernah nggak kamu berada dalam posisi merasa penjualan produkmu bagus atau tinggi, tapi kok kamu seolah tak mendapatkan apa-apa, malah cenderung rugi. Setelah kamu telusuri, barulah kemudian kamu ketahui penyebabnya. Ternyata, margin bisnismu nol atau bahkan minus. Itu artinya, jumlah biaya yang kamu keluarkan untuk memproduksi barang jauh lebih tinggi jika kamu bandingkan dengan harga dikalikan jumlah barang yang terjual. Atau dengan kata lain, ternyata kamu menjual barangmu di bawah harga pasar. Kalau kondisinya demikian, jelas sudah, mau sebanyak apa pun barang yang kamu jual tak akan bisa mendapatkan keuntungan karena tak ada margin. Sedih, ya. Kamu jadi seperti “kerja bakti”.
Persoalan margin memang menjadi hal yang sangat sensitif dalam bisnis. Meskipun sebenarnya, kegiatan bisnis salah satu tujuannya memang untuk mendapatkan margin. Namun, terlalu bernafsu ingin mendapatkan margin tinggi dalam waktu singkat hanya akan membuatmu kehilangan konsumen. Atau, alih-alih ingin mengambil hati konsumen dengan menjual harga di bawah harga pasar sehingga tak ada margin sebagaimana contoh di atas. Malah, yang ada kamu “babak belur” karena rugi. Lalu, seperti apa sebenarnya margin dalam bisnis dan bagaimana cara meningkatkannya?
Baca juga: Pengertian, Tips dan Seluk Beluk Tentang Return on Investment (ROI)
Apa Itu Margin?
Dalam bahasa awam, margin biasa disebut dengan keuntungan atau laba atau profit. Sedangkan menurut KBBI, margin diartikan sebagai laba kotor atau selisih antara biaya produksi dengan harga jual. Melansir Kompas.com, margin adalah persentase keuntungan atau laba/modal x 100%.
Contoh sederhananya, kamu adalah seorang reseller. Kamu beli baju di grosir Rp100.000,00 kemudian kamu jual Rp150.000. Margin yang kamu dapatkan adalah sebesar 50% yang kamu peroleh dari (Rp150.000,00 – Rp100.000,00)/Rp100.000,00 x 100%.
Baca juga: 3 Contoh dan Keuntungan Memiliki Bisnis Online Niche Market
Contoh Perusahaan di Indonesia dengan Margin Tinggi
Dalam konteks bisnis yang lebih besar, berikut adalah beberapa contoh perusahaan di Indonesia dengan margin tinggi sebagaimana dilansir dari investor.id pada Maret 2022:
- BRI
- BCA
- Bank Mandiri
- Astra Internasional
- Adaro Energi Indonesia
- BNI
- United Tractor
- Bukit Asam
- Indo Tambangraya Megah
- Indosat
Mungkin, kamu berpikir bagaimana caranya suatu saat nanti bisa bertengger di top ten sebagaimana perusahaan-perusahaan di atas? Jawabannya adalah lakukan saja yang terbaik hari ini, setahap demi setahap, nikmati hasilnya kemudian.
Baca juga: Nge-tren! Ini Keuntungan Bisnis Jualan Kopi
Strategi untuk Meningkatkan Margin
Sebenarnya, strategi paling mudah untuk meningkatkan margin adalah dengan menaikkan harga jual. Sayangnya, kamu tak bisa begitu saja melakukannya. Alih-alih mendapatkan banyak margin, yang ada konsumen malah kabur dan memilih beli di tempat lain yang harganya lebih murah. Untuk meningkatkan margin, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan.
1. Meningkatkan pelayanan
Dengan meningkatkan pelayanan, harapanmu adalah makin banyak konsumen yang tertarik dengan produkmu. Mungkin terlihat sepele, namun cukup berdampak. Bayangkan saja dari sisi konsumen, mana yang lebih membuatmu betah: beli di tempat yang penjualnya sangat ramah atau pemarah? Dengan asumsi, kualitas barang di kedua tempat tersebut sama. Normalnya, kamu akan lebih nyaman dengan yang pertama. Kamu bahkan tak segan mempromosikan gratis tanpa dibayar ke teman-temanmu, “Eh, beli di A aja, bagus banget pelayanannya. Gercep, sabar, ramah, dll,” seperti itu misalnya.
2. Diversifikasi produk
Jika sebelumnya produkmu hanya sejenis, coba tawarkan lebih banyak lagi. Mungkin saja, ini menjadi peluangmu untuk meningkatkan margin, apalagi jika produk barumu tersebut relate dengan kondisi konsumen sasaranmu. Contoh sederhana sebuah restoran cepat saji yang sebelumnya hanya menjual ayam goren dan kentang saja. Seiring dengan berjalannya waktu, ia menambah produknya ke nasi uduk dan bubur ayam. Padahal kalau kamu ke luar negeri dan beli di restoran cepat saji yang sama, kamu tak mungkin bisa menemukan dua menu khas tersebut. Faktanya, sampai sekarang dua menu tersebut masih ada. Itu artinya, konsumen menerima adanya menu baru tersebut. Boleh jadi, konsumen yang sebelumnya tak tertarik dengan produk ayam plus kentang yang kebarat-baratan jadi tertarik karena restoran cepat saji tersebut ternyata juga menawarkan produk kearifan lokal. Kamu bisa menerapkan strategi itu juga ke bisnismu.
3. Mencari pangsa pasar baru
Strategi berikutnya perihal meningkatkan margin adalah dengan mencari pangsa pasar baru atau dengan kata lain memperluas pasar. Hal ini bisa kamu lakukan ketika ingin berekspansi. Misalnya, produkmu sudah menguasai daerah A. Maka boleh saja, kamu berekspansi ke daerah B yang karakteristiknya sama dengan A, misalnya sama-sama kota yang banyak mahasiswanya. Dengan asumsi, produkmu memang untuk mahasiswa. Maka, dengan berekspansi ke B, peluangmu untuk meningkatkan margin bisa lebih besar.
4. Pangkas biaya
Strategi lain yang tak boleh kamu lupakan untuk meningkatkan margin adalah dengan memangkas biaya yang bisa kamu pangkas. Setelah bisnis berjalan, kamu pastinya sudah bisa menilai mana biaya yang bisa kamu pangkas dan mana yang tidak. Misalnya, kamu bisa mengurangi biaya promosi karena produkmu sudah cukup melekat di hati masyarakat.
Baca juga: Analisa Keuntungan Bisnis untuk Menggaet Investor
5. Tingkatkan promosi di media sosial
Strategi kekinian yang bisa jadi pilihanmu untuk menambah margin adalah dengan meningkatkan promosi di media sosial. Kamu bisa melibatkan blogger pemula misalnya. Mereka bisa mendapat produkmu cuma-cuma plus menambah pengalaman me-review produk di blog sementara kamu bisa mendapatkan promosi gratis. Win win solution, bukan. Harapannya, akan semakin banyak konsumen yang tahu tentang produkmu setelah mereka me-review-nya di blog masing-masing.
6. Libatkan konsumen
Bagaimana mengikat hati konsumen dan menjadikan mereka “agen” promosi cuma-cuma? Salah satunya adalah dengan melibatkan dan “memanusiakan” mereka. Coba deh kamu sendiri. Pernah nggak kamu sukarela ingin mempromosikan produk tertentu ke teman-temanmu? Mengapa kamu melakukannya padahal tak dibayar? Nyatanya, hubungan emosional memang sekuat itu. Pikatlah hati konsumenmu dengan melibatkannya. Misalnya, kamu mengajak mereka mengisi survey, kamu minta masukannya secara personal, kamu tanyai apakah ada komplain, atau semacamnya. Ikatan batin yang tumbuh dari hal-hal sederhana semacam itu akan membuat konsumen mau mengenalkan produkmu ke lingkarannya atau ke lingkup yang lebih luas lagi.
7. Strategi diskon
Strategi lama namun masih sangat bisa kamu andalkan untuk meningkatkan margin adalah dengan memberikan diskon di kala-kala tertentu, misalnya di hari besar, hari ulang tahun konsumenmu, atau diskon untuk mereka yang bernama tertentu, atau yang lain. Meskipun strategi lama, tapi tetap ampuh. Siapa sih yang enggak mau diskon?
Di antara ketujuh cara untuk meningkatkan margin di atas, manakah yang bisa kamu terapkan saat ini juga? Lebih banyak, lebih bagus.
Baca juga: Tips Memilih Bisnis Waralaba Modal Kecil Tapi Cuan Besar
Pentingnya Margin
Apa itu margin? Mengapa keberadaannya begitu penting? Ya, jelas. Sebagaimana yang sudah tertulis di atas, margin adalah salah satu hal yang menjadi tujuanmu berbisnis. Selama masih ada margin, bisnismu berarti masih sehat. Dalam praktiknya, kamu bisa menggunakan beberapa strategi untuk meningkatkannya. Sesuaikan juga dengan kondisi bisnismu saat ini. Selamat mencoba, ya!