Pertumbuhan startup di Indonesia memang masih jauh ketimbang negara maju seperti Amerika Serikat. Menurut Startup Ranking pada 2019, pertumbuhan startup di Amerika mencapai 46,6 ribu sementara di Indonesia baru 2,1 ribu. Karena itu, masih banyak peluang untuk para calon pebisnis startup, dan bisa saja itu kamu.
Dengan website toko online yang lengkap dan praktis, tidak ada lagi penghalang untuk optimalkan peluang pertumbuhan bisnismu.
Pebisnis Bidang Transportasi
Sebelum membentuk startup kamu sendiri, ada baiknya kamu tahu dulu bagaimana kiprah para pebisnis startup sukses di Indonesia. Bisnis mereka bahkan ada yang sudah merambah ke Asia Tenggara. Di bawah ini adalah orang-orang yang telah berhasil menjadikan startup sukses dari berbagai bidang.
Nadiem Makarim
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Singapura dan kembali ke Tanah Air untuk bekerja, Nadiem Makarim mengalami kesulitan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Alasannya karena kondisi jalanan Jakarta yang macet sehingga butuh waktu lama dalam menempuh perjalanan.
Merasa waktunya tidak efektif, dia mulai melihat ojek pangkalan sebagai support system-nya. Dia lalu melakukan serangkaian eksperimen pada ojek pangkalan langganannya. Dan ternyata, ojek juga bisa menjadi kurir, tidak hanya angkutan manusia tetapi juga surat, barang, dan bahkan makanan.
Maka, lahirlah Gojek pada 2010. Menurut www.kompas.com, Gojek berhasil menyandang status unicorn pada 2016, setelah mendapat kucuran dana sebesar Rp7,2 triliun. Kini, Gojek sudah berstatus decacorn, yaitu unit usaha yang sudah memiliki nilai valuasi di atas USD10 miliar.
Berdasarkan CNN Indonesia, pada 2020, Gojek mencatat transaksi sebesar Rp170 triliun atau naik 10 persen. Mereka juga merambah ke negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura, Vietnam, dan Filipina.
Aplikasi Perjalanan dan Akomodasi
Ferry Unardi
Katadata.id menceritakan bahwa Traveloka lahir karena Ferry kesulitan mencari tiket pesawat dari AS ke kampung kelahirannya di Padang, Sumatera Barat. Menyadari bukan hanya dirinya yang sering kesulitan mencari tiket, dia pun menggeluti dunia e-ticketing di Amerika sembari cuti kuliah S2.
Akhirnya, pada 2012 dia bersama dua rekannya pun meluncurkan Traveloka. Aplikasi itu awalnya sebagai mesin pencari untuk membandingkan harga tiket pesawat. Akan tetapi, begitu melihat kebutuhan masyarakat, insting pebisnis pun menggelitik, dan kemudian aplikasi itu menjadi tempat pemesanan tiket pesawat.
Kini, Traveloka telah bekerja sama dengan berbagai perusahaan transportasi tak hanya angkutan udara, tetapi juga darat dan lautan. Bahkan juga penginapan. Enam tahun merintis, Traveloka kemudian menyandang status unicorn dengan kucuran dana dikabarkan tembus USD2 miliar. Mereka juga merambah ke negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Filipina.
Sempat terseok saat pandemi, Traveloka mulai bangkit dengan mengadakan serangkaian Epic Sale pada 2021 lalu. Seiring semakin membaiknya kondisi pandemi, geliat wisata juga mulai hangat, begitu juga transaksi di Traveloka kembali sengit. Terbukti, Traveloka telah menjadi startup sukses.
Pebisnis Bidang Pendidikan
Tak kalah dunia pendidikan pun menempatkan para pebisnis muda, antara lain:
Belva Devara & Muhammad Iman Usman
Bisnis startup juga merambah ke dunia pendidikan dan salah satu pelopornya adalah Belva Devara dengan platform Ruangguru. Gagasannya terdorong oleh keprihatinan terhadap kualitas pendidikan yang tertinggal di Indonesia. Bahkan hal itu terjadi di kota besar karena infrastruktur sekolah yang kurang memadai, kualitas guru yang kurang, hingga minimnya buku bacaan.
Belva mendirikan Ruangguru pada 2014 bersama Muhammad Iman Usman yang juga memiliki keresahan serupa ketika dirinya kesulitan mencari tutor untuk persiapan kuliah S2 di Amerika Serikat. Sejak mendapatkan pendanaan Seri A pada 2015 senilai Rp13 miliar, Ruangguru kini telah bekerja sama dengan puluhan ribu pengajar.
Menurut katadata.id, pada 2021 lalu Ruangguru nyaris menjadi unicorn dengan meraup laba operasional sebesar USD1,8 juta. Tak hanya itu, mereka kini juga menjelma sebagai teknologi berbasis pendidikan terbesar di Asia Tenggara dan telah hadir di negara lain seperti Thailand dan Vietnam.
Startup Kesehatan
Di bidang kesehatan sudah banyak para pebisnis yang bisa membuktikan kesuksesannya, seperti:
Jonathan Sudharta
Siapa sangka, di enam bulan pertama Halodoc beroperasi, penggunanya hanya dua orang. Namun, situasi ini tidak membuat Jonathan patah arang dan terus melakukan perbaikan hingga ratusan kali. Masa sulit itu justru membuat Jonathan semakin memahami permasalahan yang masyarakat Indonesia alami terkait akses kesehatan.
Menurut detik.com, Jonathan Sudharta sebelumnya adalah seorang medical representative di Grup Mensa, perusahaan ayahnya. Di swa.co.id, disebutkan juga bahwa meskipun itu perusahaan keluarga, Jonathan tetap harus menjalani karier dari posisi bawah hingga akhirnya cukup layak untuk membuktikan diri sebagai pebisnis.
Terbukti, dia kemudian membuat media sosial bagi para dokter linkdokter.com dan juga apotikantar.com. Begitu keduanya berjalan lancar, ia mengawinkannya hingga lahirlah aplikasi Halodoc.
Pada 2016 lalu, HaloDoc mendapatkan suntikan investasi Seri A sebesar USD13 juta. Begitu pandemi datang, berdasarkan CNBC Indonesia, bisnisnya meningkat 600% dalam kurun waktu dua bulan pada 2020. Kondisi ini pula yang kemudian membawanya mendapatkan suntikan investasi Seri B sebesar USD80 juta dan memiliki 18 juta pengguna menurut katadata.id.
Aplikasi E-commerce
William Tanuwijaya
Tokopedia, e-commerce garapan William Tanuwijaja lahir pada 2009 karena keresahan William yang ingin mengubah image buruk internet yang selama ini menjadikan ladang empuk penipuan. Platform sejenis eBay yang dia bayangkan.
Namun, banyak pihak menganggap idenya ini mimpi yang ketinggian. Apalagi dengan latar belakang keluarga William yang bukan dari keluarga pebisnis, sehingga dia kesulitan mendapatkan investor. Barulah mulai tahun 2010, Tokopedia mendapatkan suntikan dana dan pada 2014 mendapatkan dana sebesar Rp1,2 triliun.
Terbukti, pada Januari 2021 lalu menurut CNBC Indonesia, Tokopedia menguasai traffic marketplace di Indonesia hingga 32,04%. Kesuksesan ini tidak akan terjadi, jika William dulu menyerah di tengah jalan.
Aplikasi Keuangan
Untuk bidang keuangan, kamu bisa meniru dari pebisnis satu ini ya!
Reynold Wijaya & Kelvin Teo
Meski terlahir di keluarga yang berkecukupan dan tumbuh besar di lingkungan pebisnis, Reynold Wijaya masih memilih untuk membuat perusahaan sendiri. Saat melanjutkan kuliah S2 di Amerika, Reynold bertemu dengan Kelvin Teo yang kemudian bersama menjadi co-founder Modalku.
Kepada kontan.id, Reynold mengatakan bahwa perusahaan teknologi finansial itu sudah biasa di Amerika Serikat, sementara di Indonesia masih jarang. Perusahaan tekfin ini kemudian ia luncurkan pertama kali di Singapura untuk tes pasar, dengan nama Funding Societies.
Pada tahun 2016, ia akhirnya meluncurkannya di Indonesia dengan nama Modalku. Mereka menyasar UMKM yang memang tidak punya akses pendanaan ke perbankan. Hasilnya, masyarakat Indonesia menyambut baik metode ini.
Akhir tahun 2020 lalu, mengutip dari merdeka.com, Modalku tercatat telah memberikan pinjaman sebesar Rp20 triliun. Dan pada 2022 ini, menurut bisnis.com, Modalku mendapatkan total pendanaan sebesar USD294 juta. Modalku pun kini mulai mengincar pasar Thailand.
Pebisnis Startup Bidang Pertanian
Bisnis kamu di bidang pertanian? Intip cerita sukses pebisnis dari Sayurbox, yuk! Semoga kamu bisa membuat startup sukses.
Amanda Cole
Mengutip dari bisnis.com, Amanda Cole membangun Sayurbox pada 2017 bersama teman-temannya yang ide awalnya hanya karena hobi berkebun. Di Jakarta, dia sempat bekerja dan berkebun sebagai sampingannya.
Namun, begitu melihat pamannya yang mengelola kebun, Amanda menjalankan hobinya secara serius sebagai usaha sampingan dengan memanfaatkan lahan kosong. Dari situ, Amanda kemudian melihat banyak petani yang kesulitan menjual produknya karena terhambat logistik dan distribusi.
Sayangnya, niat baik itu tak berjalan mulus. Menurut Tempo, Sayurbox sempat hampir tutup karena tak kunjung mendapat pendanaan. Namun, pada 2020, justru permintaan Sayurbox meningkat pesat. Sayurbox juga memenangkan startup Seedstart Jakarta dan memenangkan pendanaan sebesar Rp28 miliar.
Kini, ia telah bekerja sama dengan ribuan mitra petani dan hingga 2021 melayani 1.000 pengiriman per hari meski baru di area Jabodetabek. Usahanya ini juga kemudian diapresiasi oleh Forbes. Amanda tercantum ke dalam daftar 30 Under 30 Forbes tahun 2019 di kategori Industry, Manufacturing and Energy karena kontribusinya memberi pengaruh yang signifikan pada masyarakat.
Dari cerita para pebisnis di atas, ada beberapa kesimpulan yang dapat kamu ambil dan jadikan inspirasi agar startup sukses. Serta, memberikanmu semangat dalam menjalankan usaha, di antaranya:
- Melihat ada masalah dan melakukan aksi untuk memperbaikinya
- Jeli melihat peluang dan berani memulai
- Tak goyah diterjang kegagalan
- Kerja sama dan kolaborasi dibutuhkan tidak sekadar untuk bertahan tapi juga memperbesar bisnis.
Dengan website toko online yang lengkap dan praktis, tidak ada lagi penghalang untuk optimalkan peluang pertumbuhan bisnismu.
Baca juga artikel terkait lainnya