Stakeholder memiliki peran penting dalam dunia bisnis. Bahkan ketidakhadirannya dapat mengacaukan jalannya operasional bisnis. Suara dari stakeholder juga memiliki pengaruh yang kuat dalam setiap pengambilan keputusan bisnis. Namun sebenarnya apa saja peran dari stakeholder dalam dunia bisnis, ya?
Pengertian Stakeholder
Apa itu stakeholder? Menurut Wikipedia, stakeholder adalah segenap pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang diangkat. Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, stakeholder memiliki arti pemangku kepentingan. Sebagai tambahan, dilansir dari Corporate Finance Insitute, stakeholder adalah individu, kelompok, dan komunitas yang memiliki kepentingan dalam suatu perusahaan.
Karena adanya kepentingan tersebut, secara tidak langsung stakeholder dapat memengaruhi proses dari bisnis. Sayangnya, kepentingan dari setiap stakeholder bisa saja berbeda. Begitu juga pengaruh yang diberikannya. Maka dari itu pemimpin perusahaan harus mampu membuat masing-masing pemangku kepentingan berada pada satu pandangan visi dan misi yang selaras dengan perusahaan.
Jenis Stakeholder
Dalam dunia bisnis, terdapat dua jenis pemangku kepentingan, yaitu:
1. Pemangku kepentingan internal
Merupakan pemangku kepentingan yang secara langsung menjadi bagian dari operasional bisnis. Cakupan pemangku kepentingan internal, yaitu:
-
Pemilik
Pemiliki memiliki peran secara langsung dalam bisnis. Umumnya pemiliki adalah penanam modal utama dalam bisnis dan sekaligus yang mengatur jalannya suatu bisnis. Sehingga setiap suara dari pemilik tentu pasti akan mendapat perhatian khusus bagi siapa pun.
-
Pemegang saham
Pemegang saham juga memiliki peran penting dalam bisnis. Beberapa tugas penting tersebut diantaranya adalah menanamkan modal, mengawasi, memberi masukan, dan ikut serta mengambil keputusan bisnis.
-
Karyawan
Karyawan merupakan pemangku kepentingan yang terlibat secara nyata untuk keberhasilan bisnis melalui kontribusinya selama bekerja. Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kualitas kerja karyawan. Tidak heran, kalau karyawan menjadi pemangku kepentingan yang paling mengetahui kondisi perusahaan.
2. Pemangku kepentingan eksternal
Merupakan pemangku kepentingan yang mendapat pengakuan dari suatu bisnis dalam membuat keputusan meskipun tidak berperan secara langsung dalam operasional bisnis. Cakupan pemangku kepentingan eksternal, yaitu:
-
Konsumen
Dewasa ini, konsumen menjadi pusat perhatian dalam dunia bisnis. Bahkan Jack Ma, menempatkan konsumen sebagai pemangku kepentingan tertinggi di perusahaan Alibaba. Sebenarnya tidak ada patokan khusus dalam membuat urutan pemangku kepentingan. Semua tergantung pada kepentingan masing-masing bisnis.
-
Supplier
Proses produksi suatu produk bisnis selalu membutuhkan pasokan dari supplier. Itulah mengapa supplier juga terlibat sebagai pemangku kepentingan eksternal bisnis. Penting pula bagi kamu sebagai pemilik bisnis dalam menjaga hubungan baik dengan supplier. Karena nanti dapat berimbas pada kelancaran proses produksi bisnismu.
-
Pemerintah
Pemerintah memiliki peran yang dapat memengaruhi bisnismu dalam sekejap mata. Sebagai Warga Negara Indonesia yang mematuhi hukum, tentu kamu harus memenuhi setiap kebijakan yang pemerintah tetapkan. Sekalipun kebijakan tersebut misalnya, dapat memiliki pengaruh terhadap profit bisnis.
-
Masyarakat
Berada pada lingkungan tertentu, membuat bisnis tidak akan terlepas dari masyarakat dan juga dapat memberi pengaruh pada masyarakat sekitarnya. Misalnya terkait dengan terbukanya lapangan kerja dan meningkatnya pendapatan masyarakat.
Isu lingkungan juga bisa saja terjadi pada beberapa jenis bisnis dan hal tersebut bisa membahayakan keberlangsungan bisnis jika tidak adanya bentuk tanggung jawab sosial secara nyata.
Jenis Stakeholder dari Sumber Lain
Selain itu, Overseas Development Administration juga membuat pembagian kelompok pemangku kepentingan yang serupa tapi tak sama dengan pembagian di atas. Ada pun pembagian menurut Overseas Development Administration ini juga tertulis pada laman Wikipedia, yaitu:
1. Pemangku kepentingan utama atau primer
Berperan penting karena berkaitan langsung dengan pengambilan keputusan bisnis. Cakupan dari pemangku kepentingan primer adalah masyarakat dan manajer.
2. Pemangku kepentingan pendukung atau sekunder
Meskipun tidak memiliki kaitan secara langsung dengan pengambilan keputusan bisnis, namun pemangku kepentingan sekunder memiliki kepedulian terhadap pengambilan keputusan bisnis. Cakupan dari pemangku kepentingan sekunder adalah Lembaga Swadaya Masyarakat dan Akademisi.
3. Pemangku kepentingan kunci
Memiliki peran penting karena kewenangan yang melekat secara legal dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan bisnis. Cakupan dari pemangku kepentingan kunci adalah pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Peran Penting Stakeholder Bagi Kelangsungan Bisnis
Pemangku kepentingan memiliki peran penting dalam suatu bisnis, yaitu:
1. Berkaitan dengan pendanaan
Tanpa adanya pendanaan, maka operasional bisnis bisa terhenti. Pemangku kepentingan yang berkaitan erat dengan pendanaan, yaitu pemegang saham dan pemilik itu sendiri. Biasanya kedua individu tersebut akan melakukan pendanaan secara cermat. Selain itu, pemangku kepentingan yang berkaitan dengan pendanaan juga dapat menggunakan hak suaranya dalam memberi keputusan terhadap strategi bisnis suatu perusahaan.
2. Berkaitan dengan pengambilan keputusan
Pemangku kepentingan yang memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan biasanya adalah pemilik. Seorang pemilik bisnis harus cakap dalam mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Jangan lupa untuk membuat keputusan berupa win win solution dengan memerhatikan seluruh aspek bisnis.
3. Berkaitan dengan operasional bisnis
Operasional bisnis merupakan hubungan yang rumit. Banyak pemangku kepentingan yang terlibat di dalamnya. Namun yang paling berperan adalah karyawan. Kinerja karyawan menduduki kepemilikan pemangku kepentingan tertinggi yang berkaitan langsung dengan operasional bisnis. Itulah mengapa kepuasan karyawan harus mendapatkan prioritas karena dapat memengaruhi kinerja secara langsung.
4. Penanggung jawab manajemen
Sama halnya dengan karyawan yang berhubungan langsung dengan operasional perusahaan. Peran dari manajemen juga memiliki tanggung jawab yang serupa. Bahkan manajemen memiliki kepentingan dalam mengatur karyawan. Ada pun pemangku kepentingan yang berkaitan dengan tugas manajerial ini biasanya dilakukan oleh manajer perusahaan dan jajaran dewan direksi.
5. Penanggung jawab sosial
Pemangku kepentingan kunci biasanya akan melakukan kontrol terhadap peran perusahaan sebagai penanggung jawab sosial. Untuk dapat menyeimbangkan peran dan hubungan antara pemangku kepentingan, maka perusahaan perlu melaksanakan tanggung jawab sosial atau yang biasa dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). Poin ini akan dibahas lebih lanjut di bawah, ya!
Pentingnya Menjaga Kepentingan Stakeholder
Dilansir dari laman resmi Universitas Bina Nusantara, terdapat beberapa contoh tanggung jawab sosial yang memiliki peran dalam menjaga kepentingan antara pemangku kepentingan, diantaranya:
1. Tanggung jawab sosial kepada karyawan
Pemilik harus bertanggung jawab untuk memberikan fasilitas yang nyaman, gaji yang sesuai, dan tidak melakukan diskriminasi kepada karyawan.
2. Tanggung jawab sosial kepada konsumen
Perusahaan harus menjadi rekan yang bagi bagi konsumen dengan cara selalu memberikan manfaat yang baik ketika menjual produk kepada konsumen. Hal ini berkaitan pula dengan pendekatan Customer Relation Management.
3. Tanggung jawab sosial kepada supplier
Perusahaan harus berusaha hubungan baik dengan supplier dengan cara selalu mengutamakan kejujuran, mengedepankan toleransi, membayar tepat waktu, dan bertukar informasi yang bermanfaat.
4. Tanggung jawab sosial pemegang saham
Perusahaan memiliki tanggung jawab pula terhadap pemegang saham untuk dapat menyenangkan hati mereka. Sebab kepuasan investor nantinya dapat berimbas pada keputusan pendanaan perusahaan.
5. Tanggung jawab sosial kepada lingkungan
Perusahaan tidak hanya berkaitan dengan bisnis dan segala aspek pendukungnya. Namun juga harus turut serta berperan dalam kelestarian lingkungan. Ini juga berkaitan dengan pemangku kepentingan eksternal, yaitu masyarakat. Contoh nyata yang biasa perusahaan lakukan adalah dengan memberi manfaat berupa bidang pendidikan, kesehatan, fasilitas umum, dan bantuan sosial kepada masyarakat.
Sebagai pebisnis, kamu tidak boleh hanya fokus pada mengejar keuntungan setinggi-tingginya hingga melupakan pihak yang berperan pada keberlangsungan bisnismu, terutama pemangku kepentingan. Meskipun begitu, sebenarnya hubungan antara perusahaan dan pemangku kepentingan ini sifatnya dinamis. Ada yang bersifat inactive, reactive, proactive, dan interakctive. Semua tergantung pada situasi dan kondisi yang sedang terjadi saat harus melakukan pengambilan keputusan.
Untuk memuaskan semua pihak memang tidak mudah, namun bukan berarti nggak bisa kamu upayakan, ya!