User generated content (UGC) akan memberikan banyak keuntungan bagi pebisnis. Menurut Hootsuite, user generated content adalah semua jenis konten, baik berupa gambar, foto, video, maupun caption berupa review singkat buatan konsumen ataupun followers. Kemudian, brand akan menayangkan konten tersebut di akun resminya, dengan menuliskan identitas penciptanya di bagian caption atau tag.
UGC juga merupakan salah satu jenis content marketing. Menurut Forbes, hal itu adalah strategi marketing dalam membuat dan menyebarkan konten yang berharga, relevan, dan konsisten untuk menarik perhatian audiens yang menjadi sasarannya.
Audiens akan lebih percaya pada konten organik individu yang bukan merupakan endorser atau brand ambassador. Karena, audiens saat ini memang sudah cukup cerdas untuk menilai konten organik karena murni mengunggah by experience atau konten nonorganik secara paid partnership.
UGC memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan dirinya dan mempromosikan personal value. Selain itu, biasanya juga ada UGC yang terpicu oleh event dari brand dengan hashtag tertentu. Itulah alasannya konsumen secara sukarela membuat konten tersebut.
Dengan website toko online yang lengkap dan praktis, tidak ada lagi penghalang untuk optimalkan peluang pertumbuhan bisnismu.
Manfaat User Generated Content bagi Bisnismu
Menciptakan UGC bagi pebisnis sepertimu tentu merupakan tantangan tersendiri. Karena, hal itu sudah menjadi rahasia umum bahwa dunia digital berjalan sangat cepat dan membutuhkan waktu tersendiri untuk mengimbangi arusnya.
Melihat betapa audiens memberikan perhatian lebih kepada UGC, kamu mesti mengulik lebih jauh apa saja manfaat UGC bagi bisnismu. Berikut ini adalah beberapa manfaatnya.
-
Menghemat Waktu dan Biaya Marketing
Menciptakan konten secara rutin memang menjadi bagian dari tugasmu sebagai pebisnis, itulah sebabnya pasti kamu pun memiliki tim konten tersendiri. Namun, UGC akan memudahkanmu. Tanpa perlu brainstorming ide dan membayar tim lebih, kamu tetap bisa memiliki tabungan konten.
Selain menghemat waktu, kamu pun bisa menghemat budget. Sebab, kamu tak perlu mengeluarkan biaya untuk endorsement ataupun meng-hire seorang brand ambassador.
-
Meningkatkan Trust
Kejujuran opini merupakan hal utama yang konsumen cari di antara sekian banyak konten yang beredar di dunia digital. Kekuatan opini dari real customer menjadi konten yang banyak konsumen cari, bahkan daripada konten yang brand produksi sendiri. Pengalaman konsumen menjadi begitu berharga untuk konsumen lainnya.
Desi Rubyanti dan Irwansyah dalam Mediakom, Jurnal Ilmu Komunikasi UI, menyebutkan survei yang Offerpop lakukan. Hasilnya, 85% konsumen menilai konten user generated content itu lebih menarik perhatian daripada sponsored post yang terafiliasi dengan brand tertentu.
Selain itu, dalam studi yang Hootsuite lakukan menyebut sekitar 30% milenial enggan pergi ke tempat makan yang lokasinya tidak tercantum di Instagram. Itu berarti, mereka tidak percaya karena tidak melihat pengalaman user di sana. Dalam studi yang sama juga menunjukkan 70% orang percaya pada opini konsumen secara online. Fenomena tersebut merupakan electronic word of mouth (e-WOM).
-
Meningkatkan Engagement
User generated content bisa kamu lakukan hampir di semua media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, bahkan TikTok. Apalagi, saat ini konten tidak hanya berupa gambar atau foto. Video singkat juga menjadi konten utama yang sedang audiens gandrungi. Engagement berupa reach sejumlah akun, like, bahkan save, share, maupun komen akan lebih mudah kamu dapatkan.
-
Mendapat Manfaat SEO
Selain melalui media sosial, UGC juga kamu lakukan dari blog posting. Sebab, konten tertulis berisi pengalaman pribadi pada awalnya memang tumbuh melalui blog pribadi. Saat ini, berkembang content marketing yang memanfaatkan bloger untuk menulis review secara berbayar.
Pebisnis bisa memanfaatkan blog dengan baik. Misalnya, dengan menciptakan event yang memungkinkan konsumen berbagi pengalaman melalui blog pribadi. Maka, manfaat dari search engine optimization (SEO) akan terasa pula.
Blog tetap bisa menampilkan konten secara evergreen. Karena, pengalaman menggunakan suatu produk atau layanan akan terus orang cari dengan kata kunci tertentu di mesin pencari, seperti Google. Konten user generated content yang kamu unggah dalam sebuah blog biasanya lebih lengkap secara testimoni, kronologis pengalaman, hingga gambar atau foto yang ditampilkan.
Poin plusnya adalah konsumen akan lebih lama tinggal di laman tersebut. Bahkan, kemungkinan kamu untuk mengarahkan keputusannya untuk membeli produk atau jasa juga semakin besar.
-
Mengarahkan Konsumen Mengambil Keputusan
Setelah faktor trust terbangun, selanjutnya biarkan konsumen dengan sendirinya akan memutuskan. Biasanya, banyaknya UGC positif dan sangat organik akan mampu mempengaruhi keputusan pembelian secara organik pula.
Sudah pasti konsumen lebih suka membaca review positif dalam UGC ketimbang membaca ulasan deskripsi sebuah produk atau layanan. Apalagi, saat berselancar di media sosial official sebuah brand, ternyata kontennya terus kamu perbaharui. Begitu pula dengan story yang biasanya real-time. Trust yang terjadi akan semakin besar dan keraguan semakin menipis.
Kekurangan User Generated Content bagi Bisnismu
Hanya ada dua kemungkinan dari setiap konten yang kamu unggah. Pertama, konten positif. Kedua, konten negatif. Bagaimanapun selalu ada pihak pro dan kontra layaknya dua sisi mata uang terhadap apap un yang muncul di tengah publik. Termasuk, suatu produk atau layanan. Berikut beberapa kekurangan yang mungkin datang dari UGC:
-
Konten Negatif
Sebagai pebisnis, kamu pun tak punya andil untuk mengendalikannya secara langsung. Konsumen pun serba tak bisa kamu prediksi. Yang bisa kamu kendalikan tentu saja menjaga kualitas dari produk atau layananmu sehingga tidak mengecewakan konsumen dan tidak mengundang review negatif.
Bagai “nila setitik rusaklah susu sebelanga”. Hal sekecil apa pun yang mengandung ketidakpuasan konsumen akan menimbulkan citra buruk terhadap brand-mu yang mungkin saja tersebar dengan cepat di era media sosial saat ini.
-
Tidak Melalui Proses Moderasi
Sesuatu yang organik dan tiba-tiba orang unggah begitu saja, tentu kamu tidak bisa melakukan proses moderasi atas konten konsumen. Namun, kamu masih bisa untuk mengendalikan komentar negatif di media sosial dengan cara menghapusnya bila kamu anggap terlalu berlebihan.
Atau, mengingatkan melalui DM (direct message) bila masih mungkin untuk kamu dan konsumen diskusikan lebih lanjut atau terjadi kesalahpahaman. Itu semua bisa kamu lakukan melalui platform Instagram.
Sedangkan untuk blog, kamu masih bisa pula mengendalikan kolom komentar dengan mengaktifkan moderasi untuk menghindari spam comment yang merugikan. Namun, tetap saja ya, untuk urusan UGC utama, kamu tidak bisa mengendalikannya.
-
Kode Etik dan Isu-Isu Hukum
User generated content yang ingin kamu repost atau unggah kembali di official media sosialmu tentu butuh memperhatikan beberapa hal. Seperti, kode etik atau isu-isu hukum berkaitan dengan copyright. Bisa dengan mengekspresikan tanda memohon ijin melalui caption dan men-tag kreator kontennya, sehingga keaslian karyanya tetap terlindungi.
Namun, di sisi lain, kamu juga perlu untuk membuat semacam disclosure secara terbuka bahwa konten tersebut bukanlah konten organik yang kamu produksi sendiri. Sehingga, bila terjadi perdebatan atau hal yang tidak menyenangkan di kemudian hari, kamu bisa terbebas dari hal yang tidak baik. Yang jelas, jangan ragu untuk mengikuti kode etik atau isu-isu hukum yang berlaku supaya keamanan bisnismu juga terjaga.
Study Case yang Menguntungkan dan Merugikan bagi Bisnismu
-
Menguntungkan
Supaya lebih gamblang, simak beberapa contoh langsung dengan tampilan visualnya melansir dari media sosial Instagram. Berikut ini contoh UGC yang menguntungkan karena mengandung review positif dan terkesan sangat organik, bukan karena sedang paid promote.
-
- UGC tentang brand @kopikenangan.id

-
-
UGC tentang brand @ayom.jogja
-

-
Merugikan
Berikut ini contoh UGC merugikan karena meskipun secara visual positif dengan menampilkan video estetik, namun caption yang disertakan mengandung unsur ambigu. Hal itu hanya mengundang komentar berbalas dari audiens yang kebetulan menjadi salah satu pemilik franchise Waroeng Steak dan melakukan klarifikasi perihal kepemilikan. Meskipun pada akhirnya case closed, balas berbalas komentar tersebut menimbulkan persepsi negatif terhadap brand yang disebutkan.
-
-
UGC tentang brand @waroengsteak
-

Tips Memanfaatkan UGC untuk Tingkatkan Branding dan Marketing Bisnis
Setelah kamu telah paham tentang target pasarmu, maka saatnya merancang UGC yang dapat merepresentasikan brand voice-mu. Misalnya, dengan memaksimalkan kampanye seperti giveaway, kontes, atau semacamnya. Ada beragam cara, di antaranya:
- Review positif pengalaman pemakaian produk atau layanan melalui hashtag (#) tertentu disertai foto kreatif atau desain menarik.
- Story Instagram dengan tag, mention, dan hashtag tertentu.
- Video kreatif di Reels Instagram atau TikTok.
- Posting-an di status Facebook tentang kesan menggunakan produk atau layananmu
- Komentar positif dengan mengunggah konten dengan pertanyaan spesifik. Komentar-komentar ini bisa kamu gunakan sebagai bahan screenshot testimoni nyata.
- Jangan lupa sediakan feedback seperti hadiah menarik. Seperti, berupa produk atau layanan gratis, diskon spesial, ataupun berupa uang tunai dan hadiah lain yang bisa memancing audiens untuk ikut meramaikan kampanye yang kamu buat. Meskipun, UGC dari cara ini memang tidak selalu jujur dari hati karena mereka mengharapkan feedback berupa hadiah.
Sebagai penutup, manfaatkan semua informasi tentang user generated content yang kamu dapat di artikel kali ini untuk makin mengembangkan bisnismu. Dalam Mediakom, Jurnal Ilmu Komunikasi UI, user generated content merupakan salah satu komponen alami yang hadir di media sosial.
Dengan website toko online yang lengkap dan praktis, tidak ada lagi penghalang untuk optimalkan peluang pertumbuhan bisnismu.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya: